Makassar (Antara Sulsel) - Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian optimistis mampu mengembangkan pengolahan tanaman cokelat dengan terus melakukan riset guna menciptakan teknologi baru untuk kakao.
"Negara seperti Belgia dan Belanda terkenal pengolahan cokelat yang ulung, justru tidak punya cokelat di negaranya. Kenapa kita punya tidak mengembangkan teknologi pengolahannya," kata Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara di Makassar, Jumat.
Cokelat di Indonesia sangat banyak, namun kata dia, pengelolaan tanaman ini masih sangat minin karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi pengolahannya. Untuk itu diperlukan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya.
"Kita punya cokelatnya di Indonesia. Nah kalau soal teknologinya, kita bisa kejar. Apalagi saat ini diera globalisasi informasi dapat kita peroleh, asalkan niat semua ke sana," tuturnya kepada wartawan di kantor Inkubator Teknologi BPPI setempat.
Pada kesempatan dirinya menyaksikan langsung alat mesin pengolahan biji cokelat, mulai bagaimana cokelat dirosting (dimasak) kemudian dikeluarkan kulit arinya, selanjutnya dikeluarkan hingga berbentuk kakao serta proses lainnya yang dilakukan operato.
Selain kakao dapat dijadikan bahan makanan, sebut dia, juga menjadi bahan kesehatan dan kecantikan seperti lulur. Sementara fungsi lainnya dari cokelat dapat dijadikan biotanol dan kulit arinya bisa dibuat pakan ternak.
"Itu semua dapat dimanfaatkan, asalkan cara olahnya harus terintegrasi agar bermanfaat bukan hanya sebagai makanan tetapi untuk kesehatan dan kecantikan," ungkap Ngakan.
Mengenai dengan prospek kakao di Sulsel, sebut dia, cokelatnya sangat baik bahkan telah menjadi produk unggulan hingga diekspor ke luar negeri, sehingga disayangkan bila tidak dikelola dengan cara baik menggunakan teknologi terbaru.
Kendati perkara gonjang ganjing tentang kakao tidak nampak di masyarakat, tetapiitu soal tata niaganya. Sehingga untuk pengolahannya harus dikembangkan terus menerus sampai berhasil.
"Kami ingin kembangkan terus. Teknologi pengolahan kakao seharusnya terus dikembangkan agar menjadi produk unggulan di Indonesia tidak kalah dengan negara lain," tambah dia.
Selain itu, pihaknya mendapatkan tugas dari Menteri Perindustrian untuk menjadi bagian dari kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Haktenas) di pusatkan di wilayah Central Poin of Indonesia (CPI) untuk menunjukkan hasil riset dan produk yang dihasilkan.
"Kita mempunyai satuan kerja Kementerian Perindustrian Balai Besar, di mana di Kementerian Perindustrian ada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI). Saat ini telah memiliki 22 balai, dengan rincian 11 balai besar dan 11 balai riset, kegiatan utamanya melakukan penelitian dan pengembangan," papar dia.
Pihaknya optimistis kedepan, balai penelitian dan pengembangan akan melahirkan inovasi yang sesuai dengan potensi di daerah masing-masing.
Berita Terkait
Bapperida Sulbar ingin Jadikan kakao komoditi unggulan bangun ekonomi
Senin, 11 Maret 2024 17:46 Wib
Pemprov Sulbar mengembangkan usaha kakao berkelanjutan
Sabtu, 24 Februari 2024 11:37 Wib
Pemprov Sulbar bekerja sama dengan PT Mars bangun kebun benih kakao
Kamis, 8 Februari 2024 1:00 Wib
Pemkab Luwu Utara dan USAID teliti potensi kakao di perhutanan sosial
Kamis, 1 Februari 2024 13:29 Wib
Pemprov Sulbar edukasi pengembangan kakao di Polewali Mandar
Sabtu, 27 Januari 2024 0:59 Wib
Bupati Luwu Timur serahkan bantuan pupuk organik tingkatkan produksi kakao
Rabu, 27 Desember 2023 13:20 Wib
Siswa Madrasah Polewali Mandar Sulbar dikenalkan cara pengolahan kakao
Minggu, 19 November 2023 8:20 Wib
Disbun Sulbar membahas upaya rehabilitasi kakao
Selasa, 17 Oktober 2023 0:14 Wib