Makassar (Antara Sulsel) - Jelang kongres Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) ke-19 di Palu, Sulawesi Tengah, pada 27 Mei 2017, dugaan skandal nepotisme pada seleksi berkas Bakal Calon Ketua Umum organisasi kemahasiswaan itu terkuak.
"Hasil seleksi berkas Badan Pekerja Kongres (BPK) diketahui hanya satu dari dua bakal calon dari Sulsel diloloskan. Diduga ada praktik nepotisme dalam proses itu, sehingga jelas ini bentuk kecurangan diawal," papar kader PMII Makassar Muhammad Idrus di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Diketahui dua bakal calon tersebut yakni Labusab dan Muhammad Syarif Hidayatullah. Keduanya telah menyerahkan berkas untuk diverifikasi lima anggota BPK yakni Ketua BPK Bambang Tri A, Sekertaris Munawwir Arafat dan anggota Syarif Susanto, Nina Batu Atas serta Ahmad MK.
Saat pengumuman nama Bakal Calon Ketua Umum PB PMII, dari 19 mendaftar hanya 14 orang dinyatakan lolos berkas termasuk Syarif Hidayatullah dari Sulsel. Sementara Labusab dinyatakan gugur, padahal berkas dan rekomendasi yang masuk sangat lengkap berbeda dengan Syarif. Diumumkan pula enam bakal calon Ketua KOPRI PMII.
Saat itu, Syarif hanya mengantongi rekomendasi dari PKC PMII Sulsel yang kini sedang bersengketa, sementara Labusab mengantongi rekomendasi sah dari Ketua PMII Cabang Makassar. Selain itu Syarif belum terdaftar sebagai Mahasiswa Pascasarjana sedangkan Labusab sudah mengantongi ijazah master sesuai aturan menjadi calon, termasuk pernah mengikuti Pendidikan Kader Lanjutan (PKL).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Syarif diketahui merupakan adik kandung Munawwir Arafat menjabat Sekertaris BPK yang melakukan verifikasi berkas pencalonan. Labusab dianggap batu sandungan apabila diloloskan masuk ketahap selanjutnya sebagai kandidat.
"Munawwir itu kakak kandung dari Syarif Hidayatullah, jelas ini ada permainan dan tebang pilih. Masak rekomendasi Sekum diterima. sementara jelas-jelas rekomendasi Ketua Cabang Makassar ditolak BPK, ada apa? lagi pula pernahkah dia ikut PKL," ungkap Muhajir salah seorang pengurus Harian PMII Cabang Makassar membenarkan itu.
Lanjut Idrus akrab disapa Tata menegaskan, kejadian ini merupakan presenden buruk bagi organisasi apalagi mencari pemimpin yang benar-benar mengayomi masyarakat PMII apabila sejak awal sudah ada nepotisme.
"Sebaiknya sekertaris BPK dinonaktifkan sementara untuk menjaga indenpendensi Kongres PMII XIX di Palu dan menganulir Syarif. Kelak kita tidak ingin organisasi ini menjadi benih menguatnya praktik-praktik tidak terpuji," tegas mantan Sekertaris PMII Cabang Makassar ini.
Dikonfirmasi terpisah, Munawwir berkilah bahwa hasil verifikasi sudah sesuai dengan aturan dan Petunjuk Teknis dalam seleksi berkas bakal calon. Selain itu dirinya membantah tidak ada hubungannya hasil dikeluarkan berkaitannya dengan saudara sedarah.
"Kebetulan saja itu adik saya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan hasil seleksi. Kalau terkait dengan aturan minimal S2, kan Syarif baru terdaftar pada Maret nanti karena program pascasarjana baru di buka semester awal. Juknisnya jelas terdaftar S2," kilahnya.
Selain pada kasus itu, pembusukan karakter juga dilakukan tim Syarif, Labusab disapa akrab Ocha ini dituding bukan kader PMII Cabang Makassar dan tidak pernah mengikuti PKL sehingga dikatakan tidak layak menjadi calon ketua.
"Siapa bilang sahabat Labusab bukan Kader PMII, Saya ini saksi hidup yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua PMII Komisariat UNM," tegas mantan Ketua PMII Komisariat UNM Cabang Makassar, Ahsanul Fadil.
Sementara kader lain Ahsan juga sebagai Pengurus Ansor Kota Makassar menjelaskan, Labusab dikader di PMII UNM Cabang Makassar pada 2008 saat itu ikut Mapaba dilaksanakan di LPTQ Talasalapang.
"Sahabat Ocha adalah kader potensial yang dimiliki PMII Komisariat UNM Cabang Makassar, kekaderannya tidak usah dipertanyakan karena telah mengikuti Mapaba dan telah mengikuti PKL pada priode sahabat Suaib Amin Prawono kala itu menjabat Ketua PMII Cabang Makassar dan telah ikut PKL digelar Pengurus PKC PMII Sulsel," ungkapnya.
Aktivis NU ini menyayangkan pemberitaan miring terkait Labusab bukan Kader PMII hingga menghambat pencalonannya dan jelas ada rekayasa dan permainan terselubung untuk memuluskan jalan bakal calon tertentu berambisi duduk sebagai kosong satu PMII.
"Ini sama saja menutupkan ruang kepada salah seorang kader PMII untuk ikut berkompetisi pada kongres nanti serta mempupuskan pernyataaan sahabat Andi Jamarro Dulung pada Rakornas lalu berharap putra-putri terbaik Sulsel ikut bertarung.
Penyebaran berita hoax sebaiknya dihentikan untuk mempolitisasi PMII, karena mereka haus kekuasaan," sesalnya.
Berita Terkait
Kader Muhammadiyah diharapkan menjadi pelopor politik damai
Minggu, 21 Mei 2023 7:14 Wib
Gubernur Sulsel siapkan bonus Rp250 juta peraih emas MTQ XXIX di Banjarmasin
Kamis, 13 Oktober 2022 15:54 Wib
Asian Games XIX di Hangzhou China ditunda
Jumat, 6 Mei 2022 17:35 Wib
Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional 2021 diikuti perwakilan 23 provinsi
Senin, 28 Juni 2021 10:52 Wib
Gubernur bersama Balai PTD bahas progres proyek infrastruktur di Sulsel
Senin, 27 Juli 2020 17:51 Wib
Pj Wali Kota Makassar hadiri PSMB XIX
Minggu, 16 Juni 2019 19:30 Wib
Panitia PSBM XIX temui Wapres JK
Kamis, 13 Juni 2019 23:30 Wib
BPTD Sulselbar ingatkan pengusaha otobus lengkapi kekurangan
Jumat, 8 Juni 2018 10:58 Wib