Mamuju (ANTARA Sulbar) - Komoditi nilam merupakan tanaman andalan yang potensial dikembangkan karena Indonesia merupakan negara pengekspor minyak nilam.
Pelaksana tugas Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar, Ir Tanawali di Mamuju, Sabtu, mengatakan, nilam merupakan komoditi paling potensial dikembangkan di Indonesia dan juga di Provinsi Sulbar.
Ia mengatakan, komoditi nilam menjanjikan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena Indonesia termasuk pengeskpor minyak nilam, di samping juga menguasai pasar dunia 80 sampai 90 persen.
"Itu artinya permintaan minyak nilam sangat tinggi di negara ini untuk kebutuhan ekspor makanya menjanjikan dikembangkan," katanya.
Menurut dia, minyak nilam permintaannya tinggi karena merupakan salah satu bahan untuk industri parfum dan kosmetik yang dihasilkan dari daun tanaman nilam.
"Sulbar merupakan salah satu daerah penghasil nilam di Indonesia dengan potensi luas lahan perkebunan nilam yang dimiliki mencapai 1582 hektare," katanya.
Luasan itu kata dia,, terdiri dari tanaman belum menghasilkan mencapai 1.421 haktera dan tanaman menghasilkan 90 hektare dan tanaman rusak mencapai 70 hektare dengan total produksi mencapai 1 ton pertahun.
"Masyarakat memanem tanaman tersebut antara bulan Juli dan Agustus dan merata terdapat diseluruh wilayah Sulbar, dan ke depan pemerintah akan membantu masyarakat mengembangkannya," katanya.
Berita Terkait
Kemenkumham Sulsel edukasi KI pada siswa SMA lewat RuKI "Goes to School"
Sabtu, 20 April 2024 13:23 Wib
Dinkes ungkap DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Dinas PUPR Sulbar bersihkan material longsor menutupi jalan di Mamasa
Kamis, 18 April 2024 13:04 Wib
Pemkab Bulukumba catat 50 ribu pengujung ke objek wisata Pantai Bira
Kamis, 18 April 2024 6:22 Wib
Pengemudi arogan yang menggunakan pelat dinas TNI palsu telah ditangkap
Rabu, 17 April 2024 10:56 Wib
DPRD Sulsel mendorong Pemprov perkuat ketahanan pangan
Rabu, 17 April 2024 4:18 Wib
Mudik gratis hemat THR
Sabtu, 6 April 2024 18:06 Wib
Dinas ESDM Sulbar susun peta kawasan rawan bencana geologi
Kamis, 4 April 2024 20:24 Wib