Mamuju (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengaku kecewa karena produk kakao Indonesia yang dipasok ke Swiss tidak diakui negara itu.
"Kakao yang dialoh di Swiss adalah kakao dari Indonesia, namun ternyata negara itu tidak mengakuinya, setelah pemerintah di Sulbar berkunjung ke negara itu," kata Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, delegasi pemerintah di Sulbar telah berkunjung ke Pabrik Cokelat Calleir Nestle di kota Interlaken switzerland Swiss, namun Indonesia tidak terdaftar dan tidak dianggap sebagai pemasok kakao di pabrik tersebut,
"Padahal pabrik tersebut mengolah kakao yang sebagaian besar berasal dari Indonesia. Ini sangat mengecewakan," katanya.
Menurut dia, dalam kunjungannya ke Swiss, delegasi pemerintah Sulbar melihat langsung pembuatan cokelat yang siap saji dan berkunjung ke museum sejarah masuknya kakao di Eropa.
"Beberapa negera terpajang di museum tersebut sebagai negara pemasok kakao di pabrik cokelat Callier Nestley, namun nama Indonesia tidak terdaftar di museum tersebut, sedang sebagian besar kakoa tersebut berasal dari indonesia dan Sulbar adalah penghasil kakao terbesar di Indonesia," katanya.
"Akan dilaporkan ke Presiden Jokowi bahwa Swiss hanya mengakui Jepang dan Australia pemasok kakao, sementara Indonesia tidak diakui," katanya.
Berita Terkait
Sulbar terus berupaya tingkatkan IPM wujudkan masyarakat sehat cerdas
Sabtu, 20 April 2024 11:38 Wib
Sebanyak 2.300 pencaker di Sulbar perebutkan 179 kuota kerja magang
Sabtu, 20 April 2024 11:23 Wib
Sekda Sulbar sebut SMK Rangas Mamuju akan diresmikan Presiden Jokowi
Sabtu, 20 April 2024 7:08 Wib
Pemprov Sulbar beri penghargaan pembangunan daerah pada tiga kabupaten
Sabtu, 20 April 2024 7:07 Wib
Kemenkumham Sulbar bantu pemprov legalisasi produk hasil perikanan
Jumat, 19 April 2024 8:04 Wib
Rumah warga rusak akibat tertimpa tanah longsor di Mamasa Sulbar
Jumat, 19 April 2024 6:10 Wib
Dinkes Sulbar meminta masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap DBD
Kamis, 18 April 2024 23:38 Wib
Pemprov Sulbar membangun usaha ternak di kawasan transmigrasi
Kamis, 18 April 2024 23:31 Wib