Makassar (ANTARA Sulsel) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terus melakukan pemantauan terhadap sejumlah pedagang besar di Sulawesi Selatan terkait dugaan adanya persekongkolan atau kartel beras.
"Kami tetap melakukan pemantauan terhadap sejumlah pedagang besar di Sulsel, khususnya di Makassar, jangan sampai ada persekongkolan harga," kata Kepala Perwakilan KPPU Makassar Ramli Simanjuntak di Makassar, Sabtu.
Sejak beberapa bulan saat pemerintah pusat menyebutkan adanya kelangkaan beras di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Pulau Jawa dan Jakarta, kata dia, memunculkan kebijakan untuk impor beras.
Namun, berdasarkan data-data dari sejumlah daerah, jika beberapa provinsi di Indonesia itu surplus beras juga dipertanyakan oleh banyak pihak karena fakta di lapangan tidak demikian.
"Kalau berdasarkan data-data beberapa provinsi itu surplus, faktanya ada kelangkaan dan inilah yang kemudian menjadi alasan pemerintah melakukan impor beras," katanya.
Ramli mengaku jika KPPU Pusat telah mengeluarkan instruksi agar seluruh daerah dipantau mengenai dugaan adanya permainan dan persekongkolan yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan beras.
Sebelumnya, Komisioner KPPU M. Nawir Messi mengatakan bahwa kurangnya stok beras di Pulau Jawa dan Jakarta memicu permintaan besar yang kemudian disikapi dengan kebijakan melakukan impor beras.
Namun, impor beras yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat justru mendapatkan pro dan kontra. Pihaknya menilai jika kebijakan impor beras tidak perlu dilakukan karena Indonesia punya banyak stok beras.
Nawir mengaku data-data yang diterima pemerintah pusat bersumber dari kabupaten dan kota, kemudian diteruskan ke provinsi sebelum dikirim ke pusat.
"Berdasarkan data-data, harusnya kan kita surplus karena laporannya di beberapa daerah di Indonesia justru surplus beras. Akan tetapi, faktanya pemerintah akan melakukan impor beras," katanya.
Nawir menyebutkan peranan KPPU di sini yang melakukan pemantaun di beberapa daerah.
"Bukannya tidak setuju dengan kebijakan tersebut, melainkan kami mencurigai adanya permainan-permainan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam laporan kurangnya ketersediaan stok pangan di Indonesia," katanya.
Kalau stok beras di Jawa dan Jakarta kurang, menurut dia, bukan berarti Indonesia kekurangan beras. "Makanya, kita lihat dahulu daerah lainnya dan jika berdasar data-data stok dan luasan areal tanam itu, kita punya banyak cadangan stok beras," katanya.
Nawir Messi mengakui kalau harga beras lokal dan impor akan sulit bersaing karena beras impor jauh lebih murah. Hal ini juga disebutnya tidak baik karena dipastikan beras lokal akan menjadi pilihan kedua.
Berita Terkait
Erupsi Gunung Ruang, 14 penerbangan di Bandara Hasanuddin Makassar dibatalkan
Sabtu, 20 April 2024 7:06 Wib
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib
Pergerakan pesawat di Bandara Hasanuddin Makassar capai 3.195 pesawat
Kamis, 18 April 2024 21:10 Wib
Kemenkumham Sulsel gelar donor darah pada peringatan HBP ke-60
Kamis, 18 April 2024 20:29 Wib
Pj Gubernur Sulsel motivasi mahasiswa berwirausaha ciptakan pekerjaan
Kamis, 18 April 2024 15:24 Wib
Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan jasad ditimbun di Makassar
Kamis, 18 April 2024 14:41 Wib
Pj Sekda Sulsel harap PSBM beri manfaat bagi masyarakat
Kamis, 18 April 2024 14:01 Wib
KPU Makassar melansir syarat Pilkada calon perseorangan 67.402 e-KTP
Kamis, 18 April 2024 13:36 Wib