Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini berkembang sangat pesat sehingga mampu merevolusi cara hidup manusia pada era modern.
Revolusi ini menyangkut cara berkomunikasi, bekerja, dan belajar dari statis menjadi dinamis, khususnya di lingkungan rumah tangga.
Pengertian teknologi informasi kerap kali didefinisikan sebagai payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
Perkembangan inilah yang harus diketahui oleh suatu negara untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam mengakses dan penggunaan TIK.
Buku berjudul "Survei Indikator Akses dan Penggunaan TIK pada Rumah Tangga Tahun 2014" yang diterbitkan Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan gambaran bahwa TIK telah menjadi suatu kebutuhan pada rumah tangga.
Mengapa survei TIK dalam rumah tangga dan individu harus dilakukan?
Survei ini bertujuan memberikan analisis awal tentang implikasi data akses dan penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu untuk perencanaan dan evaluasi iptek di Indonesia.
Selain itu, survei ini untuk memetakan kondisi dan perkembangan TIK di Indonesia dengan melengkapi dan memutakhirkan data indikator TIK pada sektor rumah tangga dan individu.
Selanjutnya, survei ini untuk mendapatkan data dan informasi mengenai akses serta penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu skala nasional maupun provinsi.
Bila ada survei, ada hasilnya sehingga timbul suatu pertanyaan seberapa besar TIK memengaruhi kehidupan rumah tangga maupun individu?
Maka, buku yang disusun melibatkan Balai Penelitian Kominfo seluruh wilayah Indonesia ini bisa memberikan jawabannya.
Buku ini menampilkan data-data mengenai persentase rumah tangga yang memiliki radio, TV, telepon seluler, sambungan telepon, komputer, saluran internet, serta pola penggunaannya secara individu. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan akses rumah tangga terhadap TIK dan pola penggunaan TIK oleh individu.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika diskrkiptif.
Buku setebal 213 halaman yang dalam penulisannya juga dibantu tim statistik dari Institut Pertanian Bogor (IPB) disusun dalam lima bagian, yang diawali kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan ringkasan eksekutif.
Harapan yang disampaikan oleh Kepala Puslitbang-Kominfo lewat kata pengantar buku agar "kajian survei ini bisa berlanjut" (halaman i) menunjukkan bahwa buku pertama tentang survei penggunaan TIK yang diterbitkan oleh Kominfo.
Buku ini memberikan kemudahan pada pembacanya meskipun pembacanya tidak membaca keseluruhan isinya karena hasil survei dapat dilihat pada ringkasan eksekutif yang sudah dirangkum apik dan runut.
Namun, tidak ada salahnya bila pembaca ingin mengetahui lebih dalam dari hasil survei ini dengan membaca per bab karena semua disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik yang relatif sangat mudah dipahami.
Pada bab pertama, diceritakan alasan yang melatar belakangi diadakannya survei TIK di tingkat rumah tangga dan individu yang didasarkan pada hasil pertemuan Word Summit on the Information Society (WSIS) tentang pentingnya standar pengukuran TIK.
Kemudian, tujuan dan sasaran serta lingkup kegiatan yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data yang diawali validitas data, dan analisis data yang digambarkan dalam tabulasi dan grafik.
Agar kegiatan survei dapat menentukan arah yang jelas dan hasil yang optimal, metode penelitian harus dirancang terlebih dahulu untuk menentukan pemilihan objek dan jumlah objek yang akan disurvei.
Metode ini ditulis lengkap pada bab dua tentang tahapan-tahapan survei.
Pada bab tiga, seperti judulnya profil responden, tim penulis mengulas tentang karakteristik responden yang dibedakan menjadi dua, yakni rumah tangga dan individu.
Karakteristik rumah tangga menyangkut pendidikan kepala keluarga, penghasilan, aksesibilitas domisili, rural/urban, sedangkan karakteristik individu menyangkut jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan mobilitas.
Hasil Survei
Televisi, radio, telepon, telepon seluler, dan internet adalah perangkat TIK yang diukur dalam survei yang hasilnya disajikan pada bab empat.
Hasil survei menunjukan bahwa rumah tangga di Pulau Jawa mempunyai akses terhadap TIK paling besar jika dibandingkan dengan Pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Sementara itu, Pulau Maluku dan Papua memiliki proporsi mengakses TIK paling rendah.
Televisi merupakan TIK paling banyak diakses karena hampir 90 persen rumah tangga di Indonesia memilikinya, sedangkan telepon seluler terbesar kedua tingkat aksesnya, yakni 86 persen.
Dapat disimpulkan bahwa secara umum akses ini dipengaruhi oleh tingkat ekonomi rumah tangga, pendidikan, dan ketersedian TIK di tempat tinggalnya.
Buku dengan kover (sampul) berwarna putih dan biru dengan gambar satelit dan pemancar ini seolah-olah menunjukkan informasi awal bahwa survei dilakukan di seluruh Pulau Indonesia.
Selebihnya, buku ini memang pantas dijadikan informasi dasar bagi para pemangku kepentingan untuk dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan pembangunan TIK di Indonesia.
*) Asisten Manajer Riset Data Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.