Makassar (ANTARA Sulsel) - Masalah kesehatan reproduksi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi isu strategis yang dibahas dalam Muktamar Aisyiyah ke-47 pada 2-7 Agustus di Makassar, kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rohima.
"Indonesia saat ini dalam kondisi darurat kanker, baik kanker payudara maupun kanker seviks, karena kedua kanker ini merupakan pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia, tapi pemerintah masih minim perhatiannya terhadap isu kesehatan reproduksi ini," katanya di Makassar, Jumat malam.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Aisyiyah, katanya, kasus di 11 kabupaten/kota di Indonesia, anggaran APBD untuk masalah kesehatan reproduksi kurang dari 0,5 persen.
"Bahkan kalau di APBN itu tidak ada nomenklaturnya, ini masuk dalam lain-lain," katanya.
Aisyiyah telah melakukan kampanye besar-besaran untuk mempromosikan deteksi dini kanker seviks dengan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), yaitu suatu metode alternatif untuk mendeteksi kanker serviks dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan metode deteksi lain.
"Problemnya kenapa tinggi sekali tingkat kematian karena kanker ini, biasanya karena kanker terdeteksi pada stadium tiga atau empat," ujarnya.
Sampai saat ini, kata dia, sudah sekitar 3.000 perempuan yang difasilitasi oleh Aisyiyah untuk melakukan tes tersebut.
Pihaknya juga mendesak pemerintah daerah untuk menyediakan peralatan tes IVA, dan membangun sistem rujukan jika ada perempuan yang terdeteksi menderita penyakit itu.
Masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, kata dia, saat ini sudah memprihatinkan sehingga pemerintah dan Aisyiyah juga harus turun tangan.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Aisyah, terkait dengan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, pihaknya telah menginisiasi gerakan melalui gerakan keluarga sakinah.
"Dimulai dari keluarga dan hubungan relasi yang setara dan harmonis antaranggota keluarga kita berharap kekerasan ini dapat dieliminir," katanya.
Selain itu, melalui Balai Sakinah Aisyiyah yang semacam forum berkumpul bagi ibu-ibu di kampung, para perempuan bisa datang untuk berbagi dan memecahkan masalah bersama.
"Kami juga memiliki Majelis Hukum dan HAM yang menginisiasi pusat bantuan hukum yang memberikan bantuan hukum dan mendampingi hingga ke pengadilan, dan panti asuhan multifungsi yang sekaligus menjadi rumah aman bagi anak-anak korban kekerasan," katanya.
Selain kedua isu tersebut, dalam muktamar yang bertepatan dengan usia satu abad Aisyiyah itu, juga akan dibahas isu strategis lain, termasuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan berlakunya UU Desa.
Berita Terkait
PKK Sulsel serahkan bantuan Al- Qur'an untuk Pesantren Putri Ummul Mukminin Aisyiyah
Sabtu, 23 Maret 2024 14:57 Wib
Kader Muhammadiyah diharapkan menjadi pelopor politik damai
Minggu, 21 Mei 2023 7:14 Wib
Salmah Orbayinah terpilih sebagai Ketum PP Aisyiyah periode 2022-2027
Minggu, 20 November 2022 19:55 Wib
Anggota sidang pleno Muktamar Aisyiyah pilih 7 nama formatur pemilihan pimpinan pusat
Minggu, 20 November 2022 10:00 Wib
Jokowi: Syiar Islam Indonesia terbuka lebar dibandingkan negara lain
Sabtu, 19 November 2022 16:40 Wib
Jokowi membuka Muktamar Muhammadiyah & Aisyiyah dihadiri ribuan peserta
Sabtu, 19 November 2022 12:44 Wib
Aisyiyah : Penurunan stunting menjadi isu strategis muktamar 48
Kamis, 17 November 2022 15:43 Wib
Panitia: Sekitar tiga juta penggembira akan menghadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah
Kamis, 22 September 2022 11:32 Wib