Makassar (ANTARA Sulsel) - Pelabuhan Bira di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan terpaksa ditutup sementara akibat tingginya ombak di selat Selayar hingga mencapai empat meter.
"Kami ingin menjaga keselamatan penumpang, apalagi saat ini puncak mudik lebaran kalau dimungkinkan bisa saja diberangkatkan pada subuh hari, namun dilihat dulu kondisi cuaca dan ombaknya," kata Kepala Syahbandar Bulukumba Adam Sabri melalui telepon, Selasa.
Menurutnya hal ini dilakukan setelah pihaknya menerima laporan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, (BMKG) pada 11 Juli 2015 terkait perairan Selayar yang menghubungkan Kabupaten Bulukumba-Selayar masuk kategori zona merah.
"Berdasarkan laporan nahkoda kapal fery pada saat memasuki perbatasan perairan Bulukumba-Selayar mengalami goncangan hebat dan ini patut di waspadai. Kami tetap memperhitungkan prediksi BMKG terkait ketinggian ombak," katanya.
Senada Kepala Bidang Operasional PT ASDP Pelabuhan Bira, Supriadi melalui telepon juga membenarkan aktivitas penyerangan di Pelabuhan Bira Bulukumba menuju Pamatata selayar dihentikan sementara terkait ketinggian ombak.
"Aktivitas penyeberangan dihentikan sementara terhitung hari ini. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keselamatan penumpang yang ingin ke selayar, begitupun sebaliknya," ujar dia.
Menurutnya, meskipun arus mudik mulai terjadi peningkatan H-3 di Pelabuhan Bira, pihaknya harus mengambil keputusan agar menunda keberangkatan penumpang guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu ketinggian ombak dan kencangnya angin membuat PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan atau ASDP yang setiap harinya mengelola penyeberangan Bira-Pamatata Selayar harus ditunda, meskipun adanya protes dari penumpang.
Ia menyebutkan ASDP tidak akan mengambil risiko atas cuaca yang tidak mendukung serta berdasarkan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, (BMKG) untuk mewaspadai pelayaran di perairan pada ketinggian ombak di atas tiga meter.
"Kami tetap mewaspadai adanya kemungkinan-kemungkinan terjadi. Selain itu peringatan BMKG yang dikeluarkan tiga hari lalu mutlak direspon," katanya.
Mengenai nasib penumpang dan kapan waktu pemberangkatan selanjutnya, dirinya tidak bisa memastikan tergatung petunjuk dari BMKG serta dinas perhubungan setempat.
"Tergantung cuaca kalau memungkinkan kita berangkatkan, untuk itu kita tetap berlakukan sistem buka tutup. Penumpang diharapkan bersabar," harapnya.
Kendati pihaknya setiap hari sebelum dikeluarkannya peringatan dari BMKG pada 11 Juli 2105, pengelola tetap melakukan penyebrangan dua kali dalam sehari.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Selayar Dahlul Malik menyebutkan saat ini perairan selayar masuk zona merah untuk larangan perjalanan laut setelah mendapatkan informasi dari BMKG setempat.
"Informasi yang kami dapatkan ombak tinggi di perairan Selayar dan masuk kategori merah larangan perjalanan laut. Utuk itu diimbau masyarakat agar berhati-hati dan terus waspada," ujarnya.
Berita Terkait
Tim Satgas Lantamal VI Makassar sisir lokasi korban banjir di Luwu
Minggu, 5 Mei 2024 23:38 Wib
Kemenag Lutra berkomitmen sukseskan program wajib halal di desa wisata
Minggu, 5 Mei 2024 23:37 Wib
Dekranasda Sulbar kembangkan usaha kerajinan tangan
Minggu, 5 Mei 2024 23:37 Wib
PKK Bulukumba buka donasi bagi penyintas bencana alam
Minggu, 5 Mei 2024 23:36 Wib
PLN menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Sulsel
Minggu, 5 Mei 2024 19:44 Wib
TNI AU distribusikan logistik dan evakuasi korban terisolasi bencana Luwu
Minggu, 5 Mei 2024 18:14 Wib
Korban jiwa akibat bencana Luwu bertambah menjadi 11 orang
Minggu, 5 Mei 2024 18:13 Wib
Pj wali Kota Palopo salurkan bantuan kepada korban banjir dan longsor
Minggu, 5 Mei 2024 17:16 Wib