Muktamar Muhammadiyah ke-47 siap digelar di Makassar
"Semakin banyak pihak yang menggelar kegiatan berskala nasional dan internasional...
Makassar, 17/6 (Antara) - Kota Makassar telah siap menjadi tuan rumah Tanwir `Aisyiyah III, 1 - 2 Agustus dan Muktamar Muhammadiyah ke-47 serta Muktamar Aisyiyah satu abad pada 3-7 Agustus 2015.
Kesiapan itu terlihat dari selesainya pembangunan ruang sidang utama muktamar di komplek Universitas Muhammadiyah Makassar di Jalan Sultan Allaudin dan ketersediaan penginapan untuk peserta serta pengembira baik di hotel maupun rumah penduduk.
Bagi warga Makassar, menjadi tuan rumah acara nasional seperti muktamar merupakan "siri`na pacce" atau sebuah harga diri sehingga harus sukses. Apalagi muktamar terakhir diselenggarakan di Makassar pada 1971 yakni muktamar ke-38 dengan terpilih-nya KH AR Fachruddin sebagai ketua.
Jajaran birokrasi mulai dari Gubernur Sulawesi Selatan, Wali Kota Makassar, Kapolda Sulsel, Pangdam VII/Wirabuana hingga panitia pusat dan lokal juga telah menyatakan kesiapannya.
"Semakin banyak pihak yang menggelar kegiatan bersakala nasional dan internasional di kota ini, akan semakin bagus karena menjadi ajang promosi," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto ketika menerima audiensi Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Makassar KH Jalaluddin Sanusi.
Salah satu bentuk dukungan Pemkot Makassar dalam menyukseskan Muktamar Muhammadiyah yakni dengan menyediakan sarana kendaraan seperti bus bagi para peserta.
Untuk menampung para peserta itu, dia menawarkan beberapa lokasi yang bisa digunakan di antaranya Asrama Haji Sudiang, aula Celebes Convention Center (CCC) maupun beberapa ruko yang bisa difungsikan sebagai penampungan sementara.
Danny, sapaan Ramdhan Pomanto, menyatakan kehadiran rombongan peserta muktamar yang sebagian besar merupakan pengikut organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia itu akan diupayakan disambut dengan sebaik mungkin.
"Pemkot Makassar akan memberikan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana akomodasi demi kenyamanan peserta muktamar maupun para penggembira yang nanti diharapkan memadati kota ini," ujar ahli tata kota tersebut.
KH Jalaluddin Sanusi menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan dan bantuan wali kota yang akan turut menyukseskan muktamar ini
6000 peserta
Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Aisyiyah satu abad di Makassar mendatang akan melibatkan sekitar 6.000 orang di luar peserta peninjau dan penggembira dari seluruh Indonesia.
"Insya Allah, kami mohon dukungan dan izinnya, pada awal Agustus nanti, Kota Makassar akan dipinjam untuk menjadi Kota Muhammadiyah," kata Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin seusai menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu.
Kedatangan Din Syamsuddin menemui gubernur selain untuk bersilaturahim juga untuk melaporkan kesiapan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang akan dipusatkan di Kota Makassar.
"Sekarang ini, kesiapan sudah 90 persen. Termasuk arena muktamar dan akomodasi juga sudah siap. Selain hotel, wisma, dan losmen, ada juga yang menginap di rumah-rumah warga Muhammadiyah. Semua persiapan sudah berjalan dengan baik. Bahkan, ada juga kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Maros dan Gowa," terangnya.
Din Syamsuddin menambahkan ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di antaranya pawai taaruf, evaluasi agenda selama lima tahun dan merancang program-program baru, serta pemilihan kepengurusan baru.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyambut baik dilaksanakannya Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah tersebut di Kota Makassar. Dia berjanji akan mendukung penuh kesuksesan acara tersebut.
"Kami sangat antusias dengan kegiatan ini, karena memang muktamar ini adalah perhelatan besar yang akan dihadiri warga Muhammadiyah dari seluruh Indonesia," kata Syahrul.
Syahrul menambahkan koordinasi antara Pemprov Sulsel dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel serta panitia lokal Muktamar sudah berjalan selama ini, untuk menyukseskan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan digelar Agustus nanti.
"Hampir semua event yang dilaksanakan di Sulsel, khususnya Kota Makassar berjalan dengan baik dan sukses. Kami siap mendukung," ujarnya.
Balai Sidang
Wakil Presiden Jusuf Kalla belum lama ini juga telah meresmikan gedung Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah ke 47 dan Menara Iqra di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Turut menyaksikan peresmian Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Muhammad Alwi Uddin.
Kemudian Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Rektor Unismuh Dr Irwan Akib, Ketua Badan Pelaksana Harian Unismuh Ir M Syaiful Islam dan seluruh pimpinan Muhammadiyah se-Sulsel.
Dalam sambutannya Jusuf Kalla merasa bergembira dengan selesainya pembangunan gedung 18 lantai tersebut, walau memakan waktu delapan tahun.
"Saya merasa gembira walau selesai dalam waktu lama. Ini menunggu saya kembali lagi di pemerintahan apalagi secara bersamaan juga diresmikan aula tempat Muktamar Muhammadiyah," ujar tokoh NU yang beristrikan pengurus `Aisyiyah ini.
Jusuf Kalla mengatakan setiap kali pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah selalu diwarisi dengan pembangunan gedung, baik muktamar di Yogyakarta maupun di Malang.
Menurut Jusuf Kalla, Muhammadiyah selalu mengedepankan pendidikan dan kesejahteraan sosial, karena itu jangan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, tetapi tuntutlah ilmu setinggi-tingginya.
Jusuf Kalla menurut rencana bakal menghadiri penutupan muktamar pada 7 Agutus 2015 yang dirangkaikan dengan pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah 2015 - 2020 terpilih. Sedangkan Presiden Joko Widodo bakal menghadiri pembukaan muktamar di Lapangan Karebosi pada 3 Agustus 2015.
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr Irwan Akib MA dalam laporannya mengatakan pembangunan gedung Menara Iqra berjalan selama delapan tahun, dan peletakkan batu pertama dilakukan Jusuf Kalla.
Menara Iqra yang digunakan sebagai pusat kantor dan perkuliahan mempunyai luas 26 ribu meter persegi. Gedung memiliki18 lantai dengan biaya pembangunan Rp72,1 miliar.
Sedangkan Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah dibangun mulai 1 Juli 2013 yang mampu menampung 7.000 orang.
Kesiapan itu terlihat dari selesainya pembangunan ruang sidang utama muktamar di komplek Universitas Muhammadiyah Makassar di Jalan Sultan Allaudin dan ketersediaan penginapan untuk peserta serta pengembira baik di hotel maupun rumah penduduk.
Bagi warga Makassar, menjadi tuan rumah acara nasional seperti muktamar merupakan "siri`na pacce" atau sebuah harga diri sehingga harus sukses. Apalagi muktamar terakhir diselenggarakan di Makassar pada 1971 yakni muktamar ke-38 dengan terpilih-nya KH AR Fachruddin sebagai ketua.
Jajaran birokrasi mulai dari Gubernur Sulawesi Selatan, Wali Kota Makassar, Kapolda Sulsel, Pangdam VII/Wirabuana hingga panitia pusat dan lokal juga telah menyatakan kesiapannya.
"Semakin banyak pihak yang menggelar kegiatan bersakala nasional dan internasional di kota ini, akan semakin bagus karena menjadi ajang promosi," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto ketika menerima audiensi Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Makassar KH Jalaluddin Sanusi.
Salah satu bentuk dukungan Pemkot Makassar dalam menyukseskan Muktamar Muhammadiyah yakni dengan menyediakan sarana kendaraan seperti bus bagi para peserta.
Untuk menampung para peserta itu, dia menawarkan beberapa lokasi yang bisa digunakan di antaranya Asrama Haji Sudiang, aula Celebes Convention Center (CCC) maupun beberapa ruko yang bisa difungsikan sebagai penampungan sementara.
Danny, sapaan Ramdhan Pomanto, menyatakan kehadiran rombongan peserta muktamar yang sebagian besar merupakan pengikut organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia itu akan diupayakan disambut dengan sebaik mungkin.
"Pemkot Makassar akan memberikan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana akomodasi demi kenyamanan peserta muktamar maupun para penggembira yang nanti diharapkan memadati kota ini," ujar ahli tata kota tersebut.
KH Jalaluddin Sanusi menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan dan bantuan wali kota yang akan turut menyukseskan muktamar ini
6000 peserta
Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Aisyiyah satu abad di Makassar mendatang akan melibatkan sekitar 6.000 orang di luar peserta peninjau dan penggembira dari seluruh Indonesia.
"Insya Allah, kami mohon dukungan dan izinnya, pada awal Agustus nanti, Kota Makassar akan dipinjam untuk menjadi Kota Muhammadiyah," kata Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin seusai menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu.
Kedatangan Din Syamsuddin menemui gubernur selain untuk bersilaturahim juga untuk melaporkan kesiapan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang akan dipusatkan di Kota Makassar.
"Sekarang ini, kesiapan sudah 90 persen. Termasuk arena muktamar dan akomodasi juga sudah siap. Selain hotel, wisma, dan losmen, ada juga yang menginap di rumah-rumah warga Muhammadiyah. Semua persiapan sudah berjalan dengan baik. Bahkan, ada juga kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Maros dan Gowa," terangnya.
Din Syamsuddin menambahkan ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di antaranya pawai taaruf, evaluasi agenda selama lima tahun dan merancang program-program baru, serta pemilihan kepengurusan baru.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyambut baik dilaksanakannya Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah tersebut di Kota Makassar. Dia berjanji akan mendukung penuh kesuksesan acara tersebut.
"Kami sangat antusias dengan kegiatan ini, karena memang muktamar ini adalah perhelatan besar yang akan dihadiri warga Muhammadiyah dari seluruh Indonesia," kata Syahrul.
Syahrul menambahkan koordinasi antara Pemprov Sulsel dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel serta panitia lokal Muktamar sudah berjalan selama ini, untuk menyukseskan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan digelar Agustus nanti.
"Hampir semua event yang dilaksanakan di Sulsel, khususnya Kota Makassar berjalan dengan baik dan sukses. Kami siap mendukung," ujarnya.
Balai Sidang
Wakil Presiden Jusuf Kalla belum lama ini juga telah meresmikan gedung Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah ke 47 dan Menara Iqra di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Turut menyaksikan peresmian Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Muhammad Alwi Uddin.
Kemudian Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Rektor Unismuh Dr Irwan Akib, Ketua Badan Pelaksana Harian Unismuh Ir M Syaiful Islam dan seluruh pimpinan Muhammadiyah se-Sulsel.
Dalam sambutannya Jusuf Kalla merasa bergembira dengan selesainya pembangunan gedung 18 lantai tersebut, walau memakan waktu delapan tahun.
"Saya merasa gembira walau selesai dalam waktu lama. Ini menunggu saya kembali lagi di pemerintahan apalagi secara bersamaan juga diresmikan aula tempat Muktamar Muhammadiyah," ujar tokoh NU yang beristrikan pengurus `Aisyiyah ini.
Jusuf Kalla mengatakan setiap kali pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah selalu diwarisi dengan pembangunan gedung, baik muktamar di Yogyakarta maupun di Malang.
Menurut Jusuf Kalla, Muhammadiyah selalu mengedepankan pendidikan dan kesejahteraan sosial, karena itu jangan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, tetapi tuntutlah ilmu setinggi-tingginya.
Jusuf Kalla menurut rencana bakal menghadiri penutupan muktamar pada 7 Agutus 2015 yang dirangkaikan dengan pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah 2015 - 2020 terpilih. Sedangkan Presiden Joko Widodo bakal menghadiri pembukaan muktamar di Lapangan Karebosi pada 3 Agustus 2015.
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr Irwan Akib MA dalam laporannya mengatakan pembangunan gedung Menara Iqra berjalan selama delapan tahun, dan peletakkan batu pertama dilakukan Jusuf Kalla.
Menara Iqra yang digunakan sebagai pusat kantor dan perkuliahan mempunyai luas 26 ribu meter persegi. Gedung memiliki18 lantai dengan biaya pembangunan Rp72,1 miliar.
Sedangkan Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah dibangun mulai 1 Juli 2013 yang mampu menampung 7.000 orang.