Luwu Timur, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dan PT Vale Indonesia Tbk menjalin kerja sama mengembangkan padi bebas pestisida demi kesejahteraan petani sekaligus menjaga lingkungan di daerah tersebut.
Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Luwu Timur, Sabil di Luwu Timur, Jumat, mengatakan program pengembangan padi bebas pestisida ini sudah dilakukan pada akhir 2014.
"Untuk proyek pertama atau percontohan ini, pemkab bersama PT Vale dan petani setempat memulai dengan menanam di sawah seluas 12 are," katanya.
Dari proyek pertama ini, kata dia, pihaknya bersama masyarakat setempat telah menggelar panen perdana pada 7 Mei 2015.
"Dari 12 are yang kami tanami tanpa menggunakan pupuk yang mengandung pestisida, kami berhasil mendapatkan gabah kurang lebih dari delapan ton. Ini tentu awal yang baik untuk terus kami kembangkan ke depan," katanya.
Mengenai jumlah produksi gabah yang dihasilkan melalui proyek ini, ia mengaku tidak berbeda dengan jumlah yang didapatkan ketika petani masih menggunakan pupuk dan semacamnya.
Ia menjelaskan meski jumlah produksinya tetap sama dengan petani yang masih menggunakan pupuk dan sebagainta, namun secara ekonomis jauh lebih menguntungkan. Sebab masyarakat atau petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli pupuk atau racun hama yang jumlahnya tentu cukup besar.
"Jumlah produksinya sama saja ketika petani masih menggunakan bahan pestisida. Kami tentu bersyukur dan berharap agar apa yang telah kami capai ini bisa terus ditingkatkan," katanya.
Untuk mengubah persepsi petani untuk bisa kembali mengunakan bahan alami dalam pertanian mereka, menurut dia, memang bukan hal muda. Butuh kerja keras dan sosialisasi yang terus menerus agar apa yang dilakukan itu bisa diterima masyarakat.
Bahkan hal itu dinilai belum cukup sehingga membuat pihaknya terus berupaya mencari solusi agar petani di daerah itu bersedia meninggalkan kebiasaan lamanya yang masih tergantung dengan bahan-bahan yang berpestisida.
Namun demikian, upaya BP4K diakui memang sudah mulai berdampak. Salah satunya dengan keberhasilan proyek percontohan yang dilakukan oleh sejumlah petani di daerah tersebut. Pihaknya juga berharap dengan adanya bukti ini membuat masyarakat bisa kembali beralih memanfaatkan apa yang telah disediakan alam untuk mengganti penggunaan pupuk pestisida.
"Keberhasilan kami pada panen perdana ini tentu kami harapkan akan mengubah persepsi masyarakat terhadap program ini. Untuk proyek ini memang kami lebih menggunakan pupuk kompos yang terdiri atas jerami, keong, benggo pisang yang dipermentasikan," ujarnya.
Sementara itu, Manager Communication PT Vale Indonesia Tbk, Iskandar Siregar mengakui para petani ini memang menjadi binaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia. Perusahaan itu juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar pertambangan.
"Ini merupakan salah satu Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale untuk masyarakat. Kami juga berharap dengan program seperti ini bisa ikut membantu kehidupan masyarakat untuk lebih baik," ujarnya.
Berita Terkait
Bupati Mamuju optimistis produksi padi meningkat
Rabu, 24 April 2024 21:42 Wib
Pemprov Sulbar kembangkan padi inbrida di Polman
Jumat, 5 April 2024 1:53 Wib
Lahan sawah seluas 118 ribu hektare di Kabupaten Bone siap panen padi
Minggu, 17 Maret 2024 2:01 Wib
BI Sulsel optimistis panen padi di Wajo dapat tekan harga beras
Jumat, 15 Maret 2024 2:21 Wib
Pemprov Sulbar tambah areal tanam padi seluas 10.285 hektare
Kamis, 14 Maret 2024 2:48 Wib
Presiden Jokowi memperkirakan harga beras akan turun jelang panen raya
Senin, 4 Maret 2024 11:20 Wib
BPS: Luas panen padi Sulsel pada 2023 capai 970 ribu hektare
Minggu, 3 Maret 2024 10:15 Wib
Pemprov Sulbar proyeksi produksi gabah kering giling mencapai 39.096 ton
Sabtu, 24 Februari 2024 13:10 Wib