Kupang (ANTARA Sulsel) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan konsep pembangunan kepariwisataan di wilayah ini harus berbasis masyarakat, agar masyarakat dapat menikmati hasil dari pengembangan sektor unggulan tersebut.
"Masyarakat harus menjadi subjek pembangunan dari sektor pariwisata itu sendiri. Mereka harus disiapkan dengan baik, bagaimana membuat barang-barang souvenir, kuliner dan lain-lain bagi kepentingan wisatawan," katanya di Kupang, Jumat, terkait lambannya pengembangan pariwisata di daerah ini.
Menurut dia, setiap destinasi wisata yang menarik minat wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, masyarakat di sekitar obyek wisata tersebut harus dipersiapkan dengan baik agar tidak hanya menjadi penonton.
"Masyarakat kita harus dilatih untuk berkreasi dalam menghadapi wisatawan. Kita bisa belajar dari Bali yang sudah hebat dalam mengembangkan bisnis pariwisata sebagai sektor unggulan utama di negeri seribu Pura itu," ujarnya.
Dalam kaitan dengan ini, tambahnya, pengembangan desa wisata harus menjadi wahana untuk melatih kreasi masyarakat dalam menghadapi denyut nadi kehidupan pariwisata di daerahnya masing-masing.
Gubernur Lebu Raya berobsesi untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata, karena daya dukung objek wisata di daerah ini, sangat menjanjikan dan memiliki nilai tawar internasional seperti biawak raksasa Komodo (varanus komodoensis) yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari tujuah keajaiban dunia baru (New7 Wonders).
Selain itu, ada lagi objek wisata danau tiga warna di puncak Gunung Kelimutu di wilayah Kabupaten Ende, Pulau Flores serta beraneka ragam taman laut yang memesona mata seperti di kawasan 17 pulau Riung di Kabupaten Nagekeo dan di wilayah perairan Kabupaten Alor.
Presiden Joko Widodo telah menetapkan Pariwisata sebagai leading sektor untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional yang bersumber dari pariwisata.
Gubernur Lebu Raya menegaskan untuk dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah dan mencapai target kepariwisataan pada 2019, maka ada tiga faktor utama sebagai pendukung usaha itu antara lain kekayaan alam yang "nature" dan menarik minat wisatawan yang sangat prioritas untuk dikunjungi dengan harga yang sangat kompetitif.
"Masih ada keunikan alam yang dimiliki seperti Komodo di Manggarai Barat, 17 pulau Riung di Ngada, Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende, Kuda Sandle wood di Sumba yang belum dimaksimalkan," katanya.
Selanjutnya Taman Laut Pulau Kepa di Alor dan berselancar di Nemberala Rote. Keunikan religi melalui Prosesi Jumat Agung di Larantuka, ritual "Kure" dalam perayaan Paskah di Noemuti, Timor Tengah Utara,(TTU), di Sikka, Prosesi Patung Bunda Maria, masih jauh dari daya dukung semua pihak untuk mendorong pariwisata sebagai sektor andalan.
Ia mengatakan apabila semua potensi ini dioptimalkan dan peluang yang terbuka ini diraih maka tidak sulit untuk menarik wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang dan menaikkan jumlah perjalanan wisata domestik dari 250 juta menjadi 250 ribu orang untuk skala nasional. L. Molan
Berita Terkait
BMKG : Gempa magnitudo 5,0 di Alor NTT tidak berpotensi tsunami
Selasa, 16 April 2024 12:33 Wib
1.076 penumpang dari NTT tiba di Pelabuhan Makassar pada H+5 Lebaran
Selasa, 16 April 2024 6:13 Wib
Kemenkumham Sulsel dan Kakanwil NTT bahas kolektif kolegial
Selasa, 2 April 2024 21:18 Wib
Perjalanan mengantar Derfi pulang ke Desa Bakuin NTT
Rabu, 27 Maret 2024 14:35 Wib
AP I : Bandara El Tari buka rute penerbangan baru Kupang-Makassar PP
Jumat, 22 Maret 2024 11:44 Wib
BMKG imbau masyarakat tidak panik dengan gempa susulan di Kabupaten Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 17:53 Wib
Gempa bumi magnitudo 5,2 guncang Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 13:04 Wib
BMKG : Gempa bermagnitudo 5,6 guncang wilayah Nagekeo NTT
Kamis, 25 Januari 2024 21:08 Wib