Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat tata kota Anwar Lasapa menyatakan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto harus berhati-hati memilih Direktur Perusahaan Air Minum Daerah atau PDAM karena bisa berakibat fatal bisa memilih orang yang tidak sesuai bidangnya.
"Sebaiknya pak wali kota mengangkat Dirut dari kaum profesional dan mengerti tentang manajemen dan persoalan air serta bisa mendapatkan keuntungan buat perusahaan termasuk kompetensi keilmuan yang dimilikinya," ujar Anwar di Makassar, Kamis.
Menurut dia, meskipun manajemen PDAM saat ini sudan menujjukkan perkembangan yang cukup signifikan, namun bukan berarti itu menjadi tolak ukur. Sebab, ketersediaan air bersih merupakan persoalan vital bagi kehidupan manusia terutama di perkotaan.
"Masih banyak kendala seperti pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal, lambatnya tanggapan petugas saat menerima keluhan masyarakat tentang masalah air bahkan paling miris adanya dugaan pencurian air yang dinilai ada pembiaran," ungkapnya.
Selain itu sesuai dengan visi misi kota Makassar menuju kota dunia, masih banyak persoalan dihadapi seperti kodisi krisis air bersih akibat tingginya alih fungsi lahan dan tidak terjangkaunya air bersih ke masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.
"Kami berharap agar dirut PDAM nanti betul betul mengerti persoalan air dan memberikan pelayanan terbaik bagi warga Makassar," tambahnya.
Secara terpisah salah satu pelanggan PDAM, Milda (34) warga jalan Sabutung Baru II nomor tiga, Kelurahan Camba Berua, Kecamatan Ujungtanah juga mengeluhkan pelayanan PDAM yang kurang maksimal. Terbukti sejak 10 hari terkahir air di rumahnya tidak jalan.
"Saya sudah berulang kali melapor ke bidang pengaduan tentang masalah ini tapi tidak ada yang menggubris. Bidang pengaduan hanya mengatakan nanti akan menurunkan tim teknis untuk mengecek, tapi sampai hari ini mereka tidak datang, padahal kami sangat membutuhkan air," keluhnya.
Sebelumnya, puluhan masyarakat yang tinggal di lokasi Sabutung kelurahan Camba Berua juga mengungkapkan hal yang sama, ironisnya mereka setiap bulan tidak pernah telat membayar namun tidak bisa menikmati air bersih.
Bahkan seorang warga jalan Andi Tadde, Kecamatan Tallo, Suriani Mappong juga menyayangkan ulah para petugas PDAM yang mencabut meteran secara sepihak tanpa memberikan konfirmasi terlebih dahulu kepadanya.
"Meteran saya tiba-tiba dicabut paksa, alasannya tertimbun dan dikatakan mencuri air, padahal rumah sementara dibangun terasnya lebih tinggi dari permukaan otomatis meterannya dibawah bukan ditimbun. Kami kesulitan air sejak itu dicabut, padahal kami rajin bayar tidak pernah telat," ulasnya.
Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Idris Tahir saat dikonfirmasi terkait masalah tersebut, menyatakan akan melakukan pengecekan terkait masalah air yang tidak berjalan selama beberapa hari dilokasi tersebut.
"Kami sementara mengecek apa benar air didaerah yang dimaksud tidak jalan, nanti tim teknis turun ke lapangan melihat. Laporan yang masuk tentu kita tanggapi," katanya. Agus Setiawan