Mamuju (ANTARA Sulsel) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Barat, menyampaikan bahwa petani cabai di Kabupaten Majene telah melakukan langkah antisipasi menghadapi musim kemarau.
"Petani cabai di Majene itu sudah melakukan langkah antisipasi musim kemarau sehingga tidak berdampak adanya yang gagal tanam," kata Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulbar Ir Audia Murphy di Mamuju, Sabtu.
Menurut dia petani telah diajarkan untuk mencari momen tepat untuk melakukan kegiatan tanam sehingga tidak merugikan petani saat musim kemarau datang.
Karena itu, kata dia, petani tanaman cabai di daerah itu tidak akan berbuat konyol untuk melakukan kegiatan tanam apabila ada risiko gagal panen.
"Petani cabai di Majene telah melakukan berbagai langkah antisipasi agar tidak gagal panen. Salah satu cara yang dilakukan petani kita adalah pola tanaman termasuk menyiapkan alat pompanisasi pada musim kemarau datang," jelas Audia.
Sehingga, kata Audia, dirinya tidak yakin jika ada Petani cabai di Majene mengalami kerugian besar dampak musim kemarau berkepanjangan.
Saat ini, kata dia, pengembangan tanaman cabai di Majene menjadi kabupaten andalan penghasil tanaman tersebut, bahkan saat ini telah ikut merambah pasar domestik setelah sukses meningkatkan produksi tanaman cabai di tahun ini.
Hasil tanaman cabai di Majene ini membuat petani semakin termotivasi lantaran saat ini telah mampu menghasilkan 200 ton lebih sekali panen dengan luas lahan sekitar 100 hektare.
"Petani cabai di Majene yang menjadi binaan Distanak Sulbar di semua kecamatan itu hanya berkisar 100 hektare dengan praduksi sekitar 200 ton sekali panen. Itu hasil yang luar biasa," kata Audia.
Bahkan, kata dia, nilai rata-rata produksi tersebut masih terdapat sejumlah lahan potensial yang dikembangkan pada beberapa kecamatan di daerah Majene.
"Pengembangan lahan baru yang dianggap potensi ditargetkan dapat mencapai sekitar 150 hingga 200 hektare sehingga daerah itu kelak mampu memenuhi permintaan pasar dari luar provinsi," jelasnya.
Audia menyampaikan, petani di daerah itu harus mampu mempertahankan ketersediaan stok dari permintaan yang saat ini terus bertambah. Ridwan Ch
Berita Terkait
BMKG prediksi awal musim kemarau di Sulsel terjadi pada April-Juni 2024
Selasa, 2 April 2024 2:15 Wib
Pemprov Sulbar menyiapkan langkah strategis antisipasi dampak kekeringan
Senin, 29 Januari 2024 13:36 Wib
Dandim 1402 Polewali Mandar ajak masyarakat pegunungan gemar menanam pohon
Minggu, 7 Januari 2024 19:20 Wib
BPBD Makassar imbau masyarakat waspada musim transisi kemarau ke hujan
Sabtu, 25 November 2023 14:34 Wib
BPBD Makassar mengimbau masyarakat waspadai musim transisi
Jumat, 24 November 2023 22:47 Wib
BMKG mengingatkan masyarakat terkait potensi hujan lebat di sejumlah daerah
Jumat, 24 November 2023 7:47 Wib
PLTA Bili-Bili berhenti sementara beroperasi akibat kemarau
Kamis, 23 November 2023 13:50 Wib
Pemanfaatan area genangan waduk yang mengering
Kamis, 23 November 2023 13:44 Wib