Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menerima jika dirinya tidak masuk dalam kabinet presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Jabatan itu bukan segalanya. Untuk beribadah di mana saja bisa dilakukan. Apalagi saya merasa belum banyak berbuat untuk masyarakat Sulawesi Selatan," ujarnya usai menghadiri rapat paripurna pelantikan 85 anggota DPRD Sulsel di Makassar, Rabu.
Meski disebut sebagai salah satu tokoh Sulsel yang sangat layak menduduki kursi menteri di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, namun peluang Syahrul Yasin Limpo (SYL) ternyata terbilang kecil.
Gubernur Sulsel dua periode itu terganjal oleh konsistensi Partai Golkar yang menegaskan akan tetap berada dalam barisan Koalisi Merah Putih (KMP).
Apalagi, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar secara resmi memutuskan tidak akan merekomendasikan kadernya untuk masuk dalam kabinet Jokowi-JK pada pemerintahan lima tahun ke depan.
Terlebih lagi, wakil presiden (wapres) terpilih Jusuf Kalla pun sudah menegaskan bahwa tidak akan ada kader Golkar yang duduk di kabinetnya mendatang. Meski telah diumumkan jika 16 dari 34 kursi menteri berasal dari partai politik.
Mantan Bupati Gowa dua periode itu juga mengakui akan terganjal oleh konsistensi partai dan dirinya siap untuk tunduk dan patuh terhadap semua aturan partainya.
"Saya ini orang kerja. Makanya itu (terganjal keputusan partai). Sudah terlalu panjang ini perjalanan. Ini saja rakyat belum merasa ada yang saya buat di Sulsel. Saya tidak mau dikira nanti jabatan yang menjadi pikiran saya," katanya.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Adi Suryadi Culla menyayangkan jika Syahrul Yasin Limpo tidak mendapat tempat di kabinet Jokowi-JK.
Menurutnya, posisi SYL sebagai ketua gubernur se Indonesia patut menjadi pertimbangan, apalagi jabatan ketua APPSI itu bukanlah yang pertama kalinya di duduki.
Apalagi, Syahrul dikenal sebagai figur yang sangat menguasai birokrasi dan politik. Jenjang karirnya sebagai birokrat yang dimulai dari kepala desa di Kabupaten Gowa hingga menjabat gubernur dua periode, menjadikannya menguasai betul birokrasi.
"Soal politik terlebih lagi. Syahrul itu adalah politisi santun. Bahkan pada pilpres kemarin, dia memperlihatkan sikap yang mengutamakan kultur dan menguntungkan Jusuf Kalla. Jadi saya pikir sangat disayangkan kalau figur seperti Syahrul tidak masuk dalam kabinet nantinya," katanya. S Muryono
Berita Terkait
Fatayat NU Sulsel memperkuat kemitraan dengan Kemenag Sulsel
Jumat, 3 Mei 2024 0:34 Wib
Ekspor Sulsel Maret 2024 capai Rp190 juta dolar AS, meningkat 40 persen
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Turis Malaysia mendominasi kunjungan wisatawan ke Sulsel pada Maret 2024
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Peringatan Hardiknas tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertabur penghargaan
Kamis, 2 Mei 2024 20:09 Wib
Tiga parpol berkomunikasi bahas koalisi hadapi 24 Pilkada di Sulsel
Kamis, 2 Mei 2024 19:55 Wib
Pansus DPRD Sulsel terus matangkan Raperda Kesehatan Ibu dan anak
Kamis, 2 Mei 2024 18:27 Wib
DPRD Sulsel berharap KPUD dan Bawaslu jalankan pilkada secara transparan
Kamis, 2 Mei 2024 18:25 Wib
BPS : inflasi Sulsel per April 2024 lebih rendah dari nasional
Kamis, 2 Mei 2024 15:59 Wib