Makassar (ANTARA Sulbar) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar Syamsu Rizal melakukan peninjauan di posko pengungsi pasca kebakaran hebat yang terjadi di Kampung Sapiria, Jalan Tinumbu lorong 2 Makassar.
"Ini musibah kebakaran terbesar tahun ini dimana rumah yang terbakar ada sekitar 195 unit dan dihuni 296 kepala keluarga serta 1.193 jiwa," ujarnya saat pemantauan itu, Selasa.
Ia mengatakan, kebakaran musibah kebakaran itu juga telah meninggalkan duka bagi warga yang sedang tertimpa dan juga kepada pemerintah, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh relawan kemanusian seperti PMI.
PMI Makassar sendiri juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kota serta beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dalam penanganan musibah itu.
PMI Makassar bersama Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar serta Dinas Kesehatan telah membentuk posko darurat dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para korban.
"PMI sudah berkoordinasi dengan dinas terkait dan kita bersama-sama membuat posko darurat untuk para korban. Tidak banyak yang dapat kita lakukan, tetapi ini adalah langkah awal kami dalam membantu warga. Semoga warga lainnya bisa ikut membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah," katanya.
Meskipun dalam kebakaran hebat itu telah meluluhlantahkan ratusan rumah, namun dirinya juga mengucap syukur karena tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Syamsu Rizal yang juga wakil wali kota sendiri menaksir kerugian materil yang diakibatkan dalam kebakaran itu mencapai miliaran rupiah karena banyaknya rumah penduduk yang terbakar hangus sampai menjadi puing-puing.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran besar yang telah terjadi selama dua kali di tempat ini. Akan tetapi kondisi perumahan yang cukup padat serta kondisi jalan sempit menyulitkan pemadam kebakaran untuk segera mengantisipasi kebakaran ini.
"Kita tidak menginginkan kejadian ini terjadi lagi untuk ke tiga kalinya, karenya biarkan dulu masyarakat tenang dan selanjutnya saya akan memikirkan solusi terbaik untuk menata pemukiman ini lebih layak," ucapnya.
Hal lain yang menjadi tinjauan wali kota di tempat itu yakni untuk mengecek standarisai bencana yang telah dilaksanakan seperti fungsi sekolah dan survei logistik.
Tujuan keduanya, yakni tidak diinginkannya kebakaran kesekian kalinya terjadi secara berulang-ulang sehingga dirasa perlu untuk memikirkan solusinya.
"Kalau seperti ini terus modelnya ini sama saja bunuh diri, makanya perlu dipikirkan solusinya. Kita semua tidak menginginkan ada kebakaran lagi dan ini harus dipikirkan bersama," tambah dia.
Camat Tallo, Hasan Sulaiman, beberapa fasilitas dan bantuan sudah dikordinasikan kepada pihak terkait. Kebutuhan mendesak warga yakni, air bersih, dapur umum dan obat-obatan termasuk tenda penampungan telah disiapkan di SD KIP Barayya. M Taufik
Berita Terkait
Catatan evaluasi layanan transportasi di Indonesia
Selasa, 23 April 2024 9:30 Wib
Optimalkan keanggotaan Indonesia di FATF guna perangi TPPU-TPPT
Selasa, 23 April 2024 9:29 Wib
Menakar dampak konflik Iran-Israel terhadap ekonomi RI
Senin, 22 April 2024 13:12 Wib
Target ambisius dan transisi energi berkeadilan
Minggu, 21 April 2024 9:53 Wib
Pemilu 2024 dan UU terkait "amicus curiae"
Sabtu, 20 April 2024 17:29 Wib
Babak baru upaya negara Indonesia melawan OPM
Sabtu, 20 April 2024 17:27 Wib
Mencermati "Amicus curiae" di Mahkamah Konstitusi
Sabtu, 20 April 2024 17:25 Wib
Merakit botol plastik menjadi perahu pengangkut sampah
Jumat, 19 April 2024 8:06 Wib