Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar, Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan rencana penggabungan Bank Mandiri dengan Bank BTN merupakan opsi terbaik bagi proses konsolidasi perbankan nasional.
Muhammad Syarkawi Rauf mengemukakan hal itu di Makassar, Rabu, ketika dimintai tanggapan rencana Menteri BUMN, Dahlan Iskan menggabungkan BTN ke Bank Mandiri.
Dia mengatakan penggabungan ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, yaitu sebagai bagian dari aksi koorporasi dalam rangka memperluas pangsa Pasar Mandiri ke sektor pembiayaan perumahan khususnya untuk segmen menengah bawah yang selama ini menjadi Pasar BTN.
"Rencana penggabungan Mandiri dan BTN harus dipandang sebagai bagian dari rencana makro konsolidasi perbankan nasional untuk memperkuat industri perbankan nasional dari Sisi permodalan dan asset bersaing dengan bank-bank dari Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Indonesia Perlu menciptakan industri perbankan nasional yang kuat mengahadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015," katanya.
Sejalan dengan rencana penggabungan Mandiri dengan BTN, ujar dia, adalah harus dilihat sebagai proses bisnis biasa dimana satu bank akan melakukan ekspansi ke bisnis yang baru, khususnya pembiayaan perumahan menengah bawah.
"Opsinya bagi Bank Mandiri ada tiga, yaitu menambah modal dengan cara menjual saham milik pemerintah yang ada di Mandiri. Pilihan pertama tidak mungkin dilakukan karena saham pemerintah di Mandiri Sudah kurang lebih 50 persen. Menjual 10 persen saham pemerintah berarti mengurangi kemampuan pemerintah mengendalikan bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Langkah ini lebih konyol kalau dilakukan oleh pemerintah," katanya.
Kedua, ujar anggota KPPU Makassar ini adalah menambah permodalan Mandiri dan BTN dengan cara mengambil dari dana APBN. Langkah ini Sudah "out of date" karena kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional untuk membangun infrastruktur jalan, jembatan, listrik, bandara, pelabuhan dan penanggulangan kemiskinan juga sangat besar.
Sehingga, ujar dia, tidak mungkin menggunakan uang rakyat untuk membiayai bank melakukan ekspansi bisnis.
Ketiga, mengandalkan pertumbuhan normal dimana setiap tahun Bank Mandiri dan BTN menyisihkan keuntungan untuk menambah modal inti.
Langkah ini butuh waktu lama mengingat bagian dari laba yang diinvestasikan porsinya sangat kecil, meskipun ditambah dengan mengurangi bagian pemerintah dalam pembagian keuntungan Bank Mandiri dan BTN.
Keeempat, ujar dia, perluasan basis bisnis juga bisa dilakukan dengan cara akuisisi dan merger.
"Langkah ini paling cepat bisa dilakukan oleh Bank Mandiri dan BTN untuk sama-sama naik kelas menjadi bank besar lebih besar dari Maybank Malaysia, CIMB dan Krung Thai bank dari Thailand. Meskipun langkah ini tidak akan bisa menyaingi bank dari Singapura tetapi Sudah cukup untuk mengimbangi penetrasi perbankan Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Pilipina ke Indonesia paska implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan liberalisasi perbankan ASEAN 2020," katanya.
Dia mengatakan penggabungan Bank Mandiri dengan Bank BTN merupakan opsi terbaik bagi proses konsolidasi perbankan nasional.
"Logikanya pada saat liberalisasi perbankan diimplementasikan di ASEAN 2020, tanpa proses konsolidasi perbankan nasional akan membuat Mandiri dan BTN kalah bersaing. Sekarang saja, pasar BTN di pembiayaan perumahan banyak tergerus oleh CIMB Niaga, Danamon, Panin, dan bank Mega," katanya.
Kondisi ini, ujar dia, harus diantisipasi dengan memperkuat BTN dengan mempermudah akses ke dana murah di Mandiri sehingga bisa menyalurkan pembiayaan perumahan pada bunga rendah, tidak seperti sekarang yang mengandalkan pembiayaan perumahan dengan subsidi bunga sehingga dirinya berharap agar penolakan BTN bergabung dengan Mandiri tidak ditunggangi kepentingan pribadi-pribadi.
"Semoga mereka mendahulukan kepentingan nasional. Ingat ya, China saja yang pasarnya sangat besar hanya dilayani empat bank pemerintah terbesar di Tiongkok. Indonesia cukup memiliki dua bank pelat merah sehingga proses konsolidasi perbankan harus terus berlanjut," katanya. IK Sutika
Pengamat : Merger Bank Mandiri - BTN Opsi Terbaik
"Logikanya pada saat liberalisasi perbankan diimplementasikan di ASEAN 2020, tanpa proses konsolidasi perbankan nasional akan membuat Mandiri dan BTN kalah bersaing. Sekarang saja, pasar BTN di pembiayaan perumahan banyak tergerus oleh CIMB Niaga, Da